TRIP TO BOGOR PART THREE
Bogor adalah kota yang umumnya
diserbu warga Jakarta untuk menikmati weekend. biasanya jumat sore atau sabtu
pagi mereka berangkat ke Bogor dan sore minggunya mereka pulang lagi ke daerah
asalnya karena senin sudah harus kerja. Dan itulah faktanya bahwa lewat tol
sekalipun tak ada jaminan dapat sampai tepat waktu dari Bogor-Jakarta. Bogor-Jakarta
waktu tempuhnya 2 jam tapi saat weekend waktu tempuhnya jadi tak terduga bisa 3
jam atau lebih.
Jam 15.00 WIB kami harus sudah
berangkat ke Jakarta, seperti waktu berangkat ke Bogor kami berencana akan naik
damri. Jadilah kami ke terminal Baranang Siang untuk membeli tiket. Luar biasa
damri berangkat jam 16.00 WIB, karena keburu waktu akhirnya kami memutuskan
untuk bernegosiasi dengan agen penjualan tiket untuk mengurungkan pembelian
tiket kami. Sebenarnya tiket yang dibeli tidak bisa ditukar kembali tapi berkat
jurus memelas yang dikeluarkan oleh teman saya jadilah tiket bisa di urungkan. Agar
lebih cepat sampai akhirnya kami mencoba memesan go car dengan harapan ada
driver yang bersedia mengantar kami ke bandara soetta. Alhamdulillah dapat
drivernya, setelah deal akhirnya kita berangkat ke Jakarta naik go car dengan
biaya yang harus dibayarkan sebesar RP. 225.000. Subhanallah sepanjang jalan
hujan deras, jelaslah macet tambah parah. Driver kami sudah berusaha ngebut
untuk tiba di bandara soetta secepat mungkin.
Sepanjang perjalanan kami berdoa
semoga pesawat belum take off. Jam sudah menunjukkan pukul 18.40 WIB jelaslah
pesawat sudah take off tapi kami tidak putus asa masih berpikir positif bahwa
pesawat akan delay karena cuaca. Jam 19.00 wib kami sampai di bandara, terus
berpikir positif pesawat belum berangkat, turun dari mobil saya dan teman saya
Amalia berlari menuju customer service untuk menanyakan jadwal ke berangkatan
pesawat ke Palembang. Dan customer service bilang pesawat belum take off lalu
kami di persilahkan pergi ke terminal keberangkatan untuk memastikan. Berlarilah
kami ke bagian keberangkatan. Itu real seperti cerita di FTV yang lari-larian
disepanjang koridor bandara.
Tiba di bagian keberangkatan teman
saya yang cowok sudah menurunkan barang dari mobil. Perlu kalian tau nih ya
driver go car nya masih nungguin kami karena kasihan melihat kami yang sudah
kebingungan. Alhasil setelah bertanya di bagian ke berangkatan ternyata pesawat
sudah siap lepas landas dan tidak mungkin untuk berhenti (ya kali angkot bisa
berenti semaunya). Dan ternyata pesawat ke Palembang memang delay, tapi
sayangnya setiba kami di bandara, pesawat sudah siap untuk take off. Ya allah
sudah putus asa, bukan main sedihnya karena tidak bisa pulang.
Ya karena kami sudah menebak hal
buruk yang akan terjadi atas keterlambatan kami ke bandara. Akhirnya kami
memutuskan beralih ke plan B, menginap satu malam di dekat bandara. Galau bukan
main karena uang sudah tipis, sudah habis untuk perjalanan. Alhamdulillah saya
masih ada simpanan uang di ATM saya sebesar satu juta. Jadilah malam itu kami
menginap di hotel sekitaran bandara dengan biasa RP. 100.000/malam. Untuk keberangkatan
esok hari kami putuskan menelpon orangtua untuk membayar tiket pesawat kami. Luar
biasa penerbangan besok kena biaya kurang lebih RP. 700.000, ya Allah biaya tak
terduga yang terbilang besar.
Kalian tau sepanjang kebingungan
kami, kami selalu di temani oleh driver go car yang kami pesan dari Bogor. Masya
allah driver ini dengan penuh suka rela mengantar kami mencari penginapan,
berkeliling mencari mesin ATM untuk menarik uang. Dari beliau juga lah kami
diberikan rekomendasi tempat menginap murah. Kata mas drivernya tidak usah pesan
dari traveloka langsung saja menuju penginapan yang ini karena biayanya tidak
terlalu mahal. Bersyukurnya kami bertemu driver sebaik beliau. Terima kasih mas
driver, terima kasih banyak sudah menyelamatkan kami. Bersyukur sekali rasanya
masih dipertemukan dengan orang baik seperti beliau.
Sampai di penginapan kami hanya
saling melihat satu sama lain, mau nangis, tertawa atau marah karena
kecerobahan kami. Pusing, mual, letih semua dirasakan. Tenaga habis karena
seharian stress memikirkan nasib yang tidak bisa pulang. Tapi hal tersebut
bukanlah masalah besar karena banyak hikmah yang bisa kami peroleh dari
perjalanan ini. Kami sudah dewasa jadi tentu harus ada jalan keluar yang kami
ambil dalam menghadapi masalah tersebut. Besok pesawat kami berangkat pukul
07.00 WIB. Kami sudah keluar dari penginapan setelah shalat shubuh karena kami
trauma terlambat lagi. Alhamdulillah kami pulang dengan selamat sampai di Palembang.
Satu jam perjalanan terasa cepat sekali karena kami benar-benar ingin pulang.
Itulah pengalaman saya saat
melakukan perjalanan bersama teman-teman saya. Terlihat bodoh tapi itulah yang namanya
perjalanan kadang tidak bisa ditebak. Pengalaman yang mengesankan dan kocak. Perjalanan
ke bogor membuat aku semakin akrab dengan teman-teman ku ini. Di saat seperti
itulah sebenarnya pertemanan diuji, sifat asli akan keluar, tapi aku bersyukur
teman-teman ku adalah teman yang luar biasa, tetap sabar walau berada dalam kondisi
yang menyebalkan. Perjalanan ini akan menjadi perjalanan yang tak terlupakan. Pertama
kali melakukan perjalanan sendiri, pertama kali naik pesawat, pertama kali juga
ketinggalan pesawat. Perjalanan yang luar biasa untuk saya, orang yang baru pertama
kali melakukan perjalanan jauh tanpa pemandu.
Sekian cerita saya, semoga
menghibur dan menginspirasi kalian para reader. Menginspirasi kalian agar tidak
ceroboh dalam perjalanan, hahaha
See you for the next story,
Bye-bye
Wassallammuallaikum warohmatuallahi
wabarokatu
Komentar
Posting Komentar