Pencemaran air MANUSIA DAN LINGKUNGAN
PENCEMARAN
AIR
A.
PENGERTIAN
PENCEMARAN AIR
Pencemaran
air adalah kontaminasi tempat penampungan air (misalnya danau, sungai, lautan,
akuifer dan air tanah). Polusi air terjadi ketika polutan dibuang langsung atau
tidak langsung ke perairan tanpa penanganan cukup untuk menghilangkan senyawa
berbahaya.
Pencemaran
air mempengaruhi tanaman dan organisme yang hidup di sekitar air. Dalam hampir
semua kasus efeknya merusak tidak hanya untuk spesies individu dan populasi,
tetapi juga untuk masyarakat biologis alami.
Pencemaran
air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan revisi
kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (internasional sampai ke akuifer
individu dan sumur). Masalah ini telah menjadi penyebab utam kematian dan
penyakit di dunia, menyumbang kematian lebih dari 14.000 orang setiap hari.
Diperkirakan 700 juta orang India tidak memiliki akses ke toilet yang tepat,
dan 1.000 anak-anak India meninggal karena penyakit diare setiap hari. Sekitar
90% dari kota-kota Cina menderita dari beberapa tingkat pencemaran air, dan
hampir 500 juta orang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman. Selain
masalah-masalah akut pencemaran air di negara berkembang, negara maju juga
terus berjuang mengatasi masalah polusi. Dalam laporan nasional yang paling
baru pada kualitas air di Amerika Serikat, 45 persen aliran air, 47 persen dari
danau, dan 32 persen dari teluk dan muara diklasifikasikan tercemar. Air
biasanya disebut sebagai tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik
dan tidak memungkinkan untuk penggunaan
oleh manusia misalnya untuk air minum, dan / atau mengalami pergeseran ditandai
dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas-komunitas pendukung biotik, seperti
ikan. Fenomena alam seperti gunung berapi, algae blooms, badai, dan gempa bumi
juga menyebabkan perubahan besar dalam kualitas air dan status ekologi air.
B.
SUMBER
( KONTAMINAN )
Kontaminan
tertentu menyebabkan pencemaran dalam air, mencakup spektrum yang luas dari
bahan kimia, patogen, dan perubahan fisik atau sensorik seperti suhu tinggi dan
perubahan warna. Sementara beberapa bahan kimia mungkin timbul secara alami
(missalnya kalsium, natrium, besi, mangan, dll) konsentrasi suatu zat biasanya
dijadikan tolok ukur dalam menentukan apakah suatu zat merupakan komponen alami
dari air, ataukah merupakan kontaminan. Konsentrasi suatu zat yang melebihi
rata-rata cukup untuk mengklasifikasi bahwa air tersebut sudah tercemar.
Kandungan
zat-zat yang mengurangi kadar oksigen mungkin berasal dari bahan-bahan alami,
seperti materi tanaman (misalnya daun dan rumput) atau bahan kimia buatan
manusia. Bahan alami dan antropogenik lainnya dapat menyebabkan kekeruhan yang
menghambat cahaya dan mengganggu pertumbuhan tanaman, serta mengganggu sistem
kerja insang dari beberapa spesies ikan. Banyak zat kimia adalah beracun.
Mikroorganisme patogen dapat menghasilkan penyakit yang menular melalui air dan
dapat menjangkiti manusia ataupun hewan. Perubahan kimia fisik air meliputi
keasaman (perubahan pH), konduktivitas listrik, suhu, dan eutrofikasi.
Eutrofikasi adalah peningkatan konsentrasi nutrisi kimia dalam ekosistem.
Tergantung pada tingkat keparahannya eutrofikasi berefek negatif terhadap
lingkungan seperti anoksia (berkurangnya oksigen) dan pengurangan kualitas air.
Eutrofikasi mempengaruhi populasi ikan dan hewan lainnya. Beberapa kontaminan
penyebab pencemaran air adalah:
1.
Mikroorganisme patogen
Bakteri
coliform merupakan bakteri yang umum digunakan sebagai bakteri indicator adanya
pencemaran air, meskipun Bakteri coliform bukan merupakan penyebab sebenarnya
dari penyakit. Mikroorganisme lain yang kadang-kadang ditemukan di permukaan
air dan menyebabkan masalah kesehatan manusia meliputi: Burkholderia
pseudomallei, Cryptosporidium parvum, Giardia lamblia, Salmonella, Novovirus
dan virus lainnya serta beberapa jenisCacing parasit.
2. Kontaminan
kimia
Kontaminan
kimia bisa termasuk termasuk zat organik
dan anorganik. Polutan air organik meliputi: Deterjen, By Product desinfektan,
limbah pengolahan makanan yang dapat mencakup zat-zat lemak dan minyak,
Insektisida dan herbisida, sejumlah besar organohalides dan senyawa kimia
lainnya, Minyak hidrokarbon, termasuk bahan bakar (bensin, solar, bahan bakar
jet, dan minyak bakar) dan pelumas (oli motor), dan produk sampingan pembakaran
bahan bakar, serpihan dari kegiatan penebangan pohon dan semak, senyawa volatil
organik (VOC) seperti pelarut industri dari penyimpanan yang tidak tepat.,
bifenil Polychlorinated (PCB), Trichloroethylene, Perklorat, Berbagai senyawa
kimia yang ditemukan dalam produk kebersihan pribadi dan produk kosmetik.
Polutan
air anorganik meliputi: Limbah industri (terutama sulfur dioksida), Amonia dari
limbah pengolahan makanan, Limbah kimia sebagai produk sampingan industry,
Pupuk yang mengandung nutrisi – nitrat dan fosfat, Logam berat dari kendaraan
bermotor, sedimen dari buangan lokasi konstruksi, penebangan, dan situs
pembukaan lahan.
Item
makroskopik kasat mata yang disebut “floatables” atau sampah laut saat ditemui
di laut lepas, dapat mencakup item seperti: Sampah (misalnya kertas, plastik,
atau makanan sampah) dibuang oleh orang-orang di tanah, bersama dengan
disengaja atau pembuangan sampah, yang dicuci oleh curah hujan ke saluran badai
dan akhirnya dibuang ke air permukaan, Kapal Karam.
Sementara
jika ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat
dibedakan antara lain:
1. Limbah Pertanian
Limbah
pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat
mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan
atau manusia, orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan
agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan
sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan
melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang sisa obet ke
sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan
lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan
air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam kelestarian
bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati karenanya.
2. Limbah
Rumah Tangga
Limbah
rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air. Dari limbah rumah
tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan,
nasi, minyak, lemek, air buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian
ikut aliran sungai.
Adapula
bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa
arus air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir.
Bahan pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologis berupa
bibit penyakit, bakteri, dan jamur.
Bahan
organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan.
Akibatnya kadar oksigen dalam air turun dratis sehingga biota air akan mati.
Jika pencemaran bahan organik meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifex
berwarna kemerahan bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk biologis
(bioindikator) parahnya pencemaran oleh bahan organik dari limbah pemukiman.
Di
kota-kota, air got berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang menyengat. Di
dalam air got yang demikian tidak ada organisme hidup kecuali bakteri dan
jamur. Dibandingkan dengan limbah industri, limbah rumah tangga di daerah
perkotaan di Indonesia mencapai 60% dari seluruh limbah yang ada.
3. Limbah Industri
Adanya
sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan yang dihasilkan
tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk),
polutan anorganik (berbuaih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang
mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas).
Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemara air oleh limbah
industri. Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum
dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.
Di
laut, sering terjadi kebocoran tangker minyak karena bertabrakan dengan kapal
lain atau karang. Minyak yang ada di dalam kapal tumpah menggenangi lautan
dalam jarak ratusan kilometer. Ikan, terumbu karang, burung laut, dan
hewan-hewan laut banyak yang mati karenanya. Untuk mengatasinya, polutan
dibatasi dengan pipa mengapung agar tidak tersebar, kemudian permukaan polutan
ditaburi dengan zat yang dapat menguraikan minyak.
4. Penangkapan Ikan Menggunakan racun
Beberapa
penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari tumbuhan atau potas
(racun) untuk menangkap ikan tangkapan, melainkan juga semua biota air. Racun
tersebut tidak hanya hewan-hewan dewasa, tetapi juga hewan-hewan yang masih
kecil. Dengan demikian racun yang disebarkan akan memusnahkan jenis makluk
hidup yang ada didalamnya. Kegiatan penangkapan ikan dengan cara tersebut
mengakibatkan pencemaran di lingkungan perairan dan menurunkan sumber daya
perairan.
C.
Parameter
dan Pengujian Pencemaran Air
Pencemaran
air dapat dianalisis melalui beberapa kategori metode: fisik, kimia dan
biologi. Sebagian besar melibatkan pengumpulan sampel, diikuti oleh tes
analitis khusus. Beberapa metode dapat dilakukan langsung di tempat, tanpa
pengambilan sampel, seperti suhu. Instansi pemerintah dan organisasi penelitian
telah telah diatur, divalidasi metode pengujian analitis standarnya untuk
memfasilitasi komparabilitas hasil dari peristiwa pengujian yang berbeda.
Sampling
air untuk pengujian fisik atau kimia dapat dilakukan dengan beberapa metode,
tergantung pada keakuratan yang dibutuhkan dan karakteristik kontaminan. Banyak
kejadian kontaminasi yang tajam dibatasi dalam waktu, paling sering dalam
hubungan dengan peristiwa hujan. Untuk alasan ini pengambilan sampel sering
tidak sepenuhnya representatif untuk diukur tingkat kontaminannya. Para ilmuwan
dalam mengumpulkan jenis data biasanya menggunakan perangkat auto-sampler yang
memompa air baik pada waktu tertentu atau debit tertentu.
Sampling
untuk pengujian biologis melibatkan pengumpulan tumbuhan dan / atau hewan dari
sekitar air permukaan yang diuji. Tergantung pada jenis penilaian, organisme
dapat diidentifikasi untuk biosurveys atau mereka dapat dibedah untuk uji
biologis dalam penentuan toksisitas.
Adapun
macam pengujian yang mungkin dilakukan dalam penentuan pencemaran air antara
lain:
1.
Pengujian kimia
Sampel
air dapat diperiksa menggunakan prinsip-prinsip kimia analitik. Banyak metode
pengujian yang diterbitkan tersedia untuk senyawa organik dan anorganik.
Parameternya berupa:
A.
DO (Dissolved Oxygen)
Yang
dimaksud dengan DO adalah oksigen terlarut yang terkandung di dalam air,
berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen
diperlukan oleh semua mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan
hewan lainnya termasuk mikroorganisme seperti bakteri. Agar ikan dapat hidup,
air harus mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter atau 5 ppm (part per
million). Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan mati, tetapi
bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan
berkembang.
B.
BOD (Biochemical Oxygent Demand)
BOD
adalah suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global proses
mikrobiologis yang benar -benar terjadi dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan
untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan dan untuk mendesain sistem
pengolahan secara biologis. Dengan tes BOD
kita akan mengetahui kebutuhan oksigen biokima yang menunjukkan jumlah
oksigen yang digunakan dalam reaksi oksidasi oleh bakteri. Sehingga makin
banyak bahan organik dalam air, makin besar B.O.D nya sedangkan D.O akan makin
rendah. Air yang bersih adalah yang B.O.D nya kurang dari 1 mg/l atau 1ppm,
jika B.O.D nya di atas 4 ppm, air dikatakan tercemar.
C.
COD (Chemical Oxygent Demand)
COD
adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat
organis yang ada dalam 1 liter sampel air, dimana pengoksidasi K2,Cr2,O7
digunakan sebagai sumber oksigen. Pengujian COD pada air limbah memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan pengujian BOD yaitu : Sanggup menguji air
limbah industri yang beracun yang tidak dapat diuji dengan BOD karena bakteri
akan mati dan waktu pengujian yang lebih singkat, kurang lebih hanya 3 jam
D.
TSS (Total suspended Solid)
TSS
adalah jumlah berat dalam mg/liter kering lumpur yang ada dalam limbah setelah
mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron. Air alam mengandung
zat padat terlarut yang berasal dari mineral dan garam-garam yang terlarut
ketika air mengalir di bawah atau di permukaan tanah. Apabila air dicemari oleh
limbah yang berasal dari industri, pertambangan dan pertanian, kandungan zat
padat tersebut akan meningkat. Jumlah zat padat terlarut ini dapat digunakan
sebagai indikator terjadinya pencemaran air. Selain jumlah, jenis zat pencemar
juga menentukan tingkat pencemaran dan juga berguna untuk penentuan efisiensi
unit pengolahan air .
E.
pH
pH
adalah drajat keasaman suatu zat. pH normal adalah 6-8. Tujuan metode pengujian
ini untuk memperoleh drajat keasaman (pH) dalam air dan air limbah dengan menggunakan alat pH meter
F.
Total organik karbon (TOC) , Total Carbon (TC), Inorganic Carbon (IC)
TOC
adalah jumlah karbon yang terikat dalam suatu senyawa organik dan sering
digunakan sebagai indikator tidak spesifik dari kualitas air atau kebersihan
peralatan pabrik. Total Carbon (TC) – semua karbon dalam sample, Total
Inorganic Carbon (TIC) – sering disebut sebagai karbon anorganik (IC),
karbonat, bikarbonat, dan terlarut karbon dioksida (CO 2); suatu material yang
berasal dari sumber non-hidup. Dalam menganalisa TOC, TC, dan IC kita bisa
menggunakan TOC analyzer.
G.
Parameter Logam
Spektroskopi
penyerapan atom adalah teknik untuk menentukan konsentrasi elemen logam
tertentu dalam sampel. Teknik ini dapat digunakan untuk menganalisa konsentrasi
lebih dari 70 jenis logam yang berbeda dalam suatu larutan. beberapa logam yang berbahaya diantaranya :
Hg (merkuri) , Ar (arsen), Cd (kadmium), Pb (timbal)
2.
Parameter Fisika
Perubahan
yang ditimbulkan parameter fisika dalam air limbah yaitu: padatan, kekeruhan,
bau, temperatur, daya hantar listrik dan warna. Padatan terdiri dari bahan
padat organik maupun anorganik yang larut, mengendap maupun suspensi. Akibat
lain dari padatan ini menimbulkan tumbuhnya tanaman air tertentu dan dapat
menjadi racun bagi makhluk lain.Pengukuran daya hantar listrik ini untuk
melihat keseimbangan kimiawi dalam air dan pengaruhnya terhadap kehidupan
biota.Warna timbul akibat suatu bahan terlarut atau tersuspensi dalam air, di
samping adanya bahan pewarna tertentu yang kemungkinan mengandung logam berat.
Bau disebabkan karena adanya campuran dari nitrogen, fospor, protein, sulfur,
amoniak, hidrogen sulfida, carbon disulfida dan zat organik lain.Temperatur air
limbah akan mempengaruhi kecepatan reaksi kimia serta tata kehidupan dalam air.
Perubahan suhu memperlihatkan aktivitas kimiawi biologis pada benda padat dan
gas dalam air.
3.
Parameter Biologi;
Parameter
biologi meliputi ada atau tidaknya pencemaran secara biologi berupa
mikroorganisme, misalnya, bakteri coli, virus, bentos, dan plankton. jenis-
jenis mikroorganisme di air yang tercemar seperti : Escherichia coli,
Entamoeba coli, dan Salmonella thyposa
D.
Dampak
Pencemaran Air
Pada
akhir abad XX ini, limbah kegiatan industri dikatakan telah mengancam
seluruh.negeri. Hal ini disebabkan karena melalui mekanisme alam seperti tiupan
angin, aliran air sungai, daya rambat di tanah melalui difusi limbah tersebut
dapat menyebar ke mana-mana.
Buangan
di perairan menyebabkan masalah kehidupan biota dalam bentuk keracunan bahkan
kematian. Gangguan terhadap biota perairan telah menimbulkan dampak penurunan
kualitas dan kuantitas biota perairan (ikan dan udang). Kelebihan pupuk yang
dialirkan ke rawa atau ke danau dapat menimbulkan suburnya enceng gondok.
Selain itu, erosi lumpur yang terbawa ke laut kemudian diendapkan mengakibatkan
tertutupnya permukaan karang yang pada akhirnya menyebabkan kematian karang.
Akibat
pencemaran itu kehidupan dalam air dapat
terganggu dengan mematikan
binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan dalam air karena oksigen yang terlarut
dalam air akan habis dipakai untuk
dekomposisi aerobik dari zat-zat organik yang banyak terkandung dalam air
buangan.
Pencemaran
yang tidak disebabkan oleh sifat racun dari bahan-bahan pencemar adalah :
· Kandungan lumpur yang
meningkat di dalam air mengurangi jumlah cahaya yang masuk yang
diperlukan
untuk berfotosintesis. Unsur hara yang masuk berlebihan ke ekosistem perairan
dapat
menyebabkan pertumbuhan yang sangat cepat dari algae atau tanaman air,
sehingga menyebabkan berkurangnya bentuk kehidupan lainnya seperti ikan dan
kerang-kerangan.
·
Buangan air panas
meskipun tidak langsung membunuh biota air, dapat merubah kondisi dari
lingkungan hidupnya. Akibatnya, satu jenis akan tumbuh dan berkembang lebih
cepat sedang yang lain justru dapat terhambat. Kelakuan ikan yang selalu
berpindah (migration) dapat berubah disebabkan adanya perubahan suhu yang
relatif cepat pada jarak yang pendek.
·
Lumpur erosi sebagai
akibat pengelolaan tanah yang kurang baik
dapat diendapkan di pantai-pantai dan mematikan kehidupan karang atau
merusak tempat berpijak biota perairan.
·
Senyawa organik di
dalam proses penguraiannya dapat mengambil zat asam dari air terlalu banyak,
sehingga membahayakan kehidupan di tempat itu.
·
Air sungai yang
mengalir berlebihan ke perairan pantai dapat membentuk lapisan yang menghalangi
pertukaran massa air dengan lapisan air yang lebih subur dari bawah.
Pencemaran
limbah ke lingkungan perlu diperhatikan dan diantisipasi dengan baik,
lebih-lebih terhadap air sungai, karena air sungai dipakai penduduk untuk
berbagai keperluan. Pencemaran sungai oleh air buangan ditinjau dari sudut
mikrobiologi antara lain : pencemaran bakteri patogen dan non patogen serta
bahan organik. Banyaknya bahan organik akan merangsang pertumbuhan
mikroorganisme menjadi pesat. Hal ini mengakibatkan pemakaian oksigen akan
cepat dan meningkat, akibatnya kadar oksigen terlarut dalam air akan menipis
dan menjadi sedikit sekali, yang akhirya mengakibatkan mikroorganisme dan organisme
air lainnya yang memerlukan oksigen mati. Ekologi air akan berubah drastis.
Keadaan menjadi anaerobik, sehingga air sungai busuk, dan tidak sehat bagi
pertumbuhan mikroorganisme flora dan fauna air itu. Lingkungan hidup yang
demikian ini sudah rusak dan tidak layak lagi bagi kebutuhan hidup kita.
E.
Penanggulangan
Pencemaran Air
Penanggulangan
dan usaha pemecahan masing-masing masalah tentu harus berbeda. Sebagai contoh
misalnya:
·
Usaha reboisasi atau
penghijauan serta pengelolaan daerah air sungai (DAS) untuk mengurangi
intensitas dan volume erosi.
·
Pembatasan penangkapan
dengan berbagai cara (musim penangkapan, mata jaring, jenis alat-alat
penangkapan tertentu dan lain-lain).
·
Pengaturan dan
pembatasan bahan-bahan pembuangan industri dengan segala sanksinya bagi masalah
pencemaran laut dan wilayah pesisir pantai.
·
Memonitor segala
perubahan komposisi biotik dan abiotik dan ekosistem laut yang menunjukkan
telah terjadinya pencemaran, kerusakan, dan gangguan.
Selain
cara penanggulangan yang telah disebutkan di atas, kita juga dapat melakukan
penanggulangan lain seperti di bawah ini:
·
Menjaga kelangsungan
ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi sumber mata air agar
tidak tercemar.
·
Tidak membuang sampah
ke sungai. Hal ini dapat dikarenakan tidak adanya fasilitas pembuangan sampah
yang layak dan mencukupi terutama di kota-kota besar. Sering kita melihat
penumpukan sampah di daerah-daerah yang bukan merupakan tempat pembuangan
sampah.
·
Menciptakan tempat
pembuangan sampah yang cukup dan memadai. Hal ini mutlak dilakukan agar sistem
pembuangan sampah dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sampah menjadi
kontribusi tertinggi dalam pencemaran air. Jika masalah sampah dapat segera
teratasi maka pencemaran air pun juga akan teratasi dengan cepat.
·
Mengurangi intensitas
limbah rumah tangga.
·
Melakukan penyaringan
limbah pabrik sehingga yang nantinya bersatu dengan air sungai bukanlah limbah
jahat perusak ekosistem. Hal ini telah diregulasi oleh pemerintah. Ini
menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengatasi pencemaran ini. namun komitmen
seluruh perusahaan penyumbang limbah ini juga sangat dibutuhkan agar semua
pihak dapat turut menjaga kelestarian lingkungan yang ada.
·
Pembuatan sanitasi yang
benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak tercemar.
Sedangkan
untuk menyikapi pencemaran air, dapat dilakukan beberapa cara sebagai berikut:
1.
Program pengendalian pencemaran dan pengrusakan lingkungan
2.
Mengurangi beban pencemaran badan air oleh indutri dan domestik.
3.
Mengurangi beban emisi dari kendaraan bermotor dan industri.
Program
rehabilitasi dan konservasi SDA dan lingkungan hidup
1. Mengoptimalkan
pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis.
2. Menanggulangi
kerusakan lahan bekas pertambangan, TPA, dan bencana.
3. Meningkatkan
konservasi air bawah tanah.
4. Rehabilitasi
dan konservasi keanekaragaman hayati.
Untuk
menekan dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran air ini kita dapat melakukan
usaha pencegahan pencemaran air. usaha pencegahan pencemaran air ini
bukan
merupakan proses yang sederhana, tetapi melibatkan berbagai faktor sebagai
berikut:
1. Air
limbah yang akan dibuang ke perairan harus diolah lebih dahulu sehingga
memenuhi standar air limbah yang telah ditetapkan pemerintah.
2. Menggunakan
bahan yang dapat mencegah dan menyerap minyak yang tumpah di perairan.
3. Tidak
membuang air limbah rumah tangga langsung ke dalam perairan. Hal ini untuk
mencegah pencemaran air oleh bakteri.
4. Limbah
radioaktif harus diproses dahulu agar tidak mengandung bahaya radiasi dan
barulah dibuang di perairan.
5. Mengeluarkan
atau menguraikan deterjen atau bahan kimia lain dengan menggunakan aktifitas
mikroba tertentu sebelum dibuang ke dalam perairan umum.
6. Semua
ketentuan di atas bila tidak dapat dipenuhi dapat dikenakan sanksi.
Banyak
cara yang dilakukan pemerintah untuk menangani pencemaran air bersih ini. namun
semua itu tidak ada artinya bila kita sendiri sebagai masyarakat tidak
mendukung teciptanya lingkungan yang bersih dan nyaman. Semua itu tergantung
pada kesadaran kita masing-masing untuk menjaga lingkungan. Kita dapat
menanamkan sikap cinta lingkungan sejak dini di lingkungan keluarga. misalnya
saja melakukan kerja bakti membersihkan rumah sebulan sekali, mencontohkan
langsung kepada anak bahwa kita harus membuang sampah di tempatnya, jangan
menggunakan air lebih dari kebutuhan, mengajarkan kepada anak untuk menanam
tanaman di sekitar rumah.
Selain
itu kita juga dapat membuat daerah resapan air di sekitar rumah dengan cara
membuat lubang-lubang kecil di sekitar rumah yang kemudian di isi dengan sampah
organik seperti daun-daun kering sehingga nantinya akan menjadi kompos dan
dapat menambah unsur hara di dalam tanah. Selain itu juga dapat meningkatkan
aktivitas organisme yang ada di dalam tanah seperti cacing untuk membuat ruang
resapan air. Dengan begitu air yang tertampung akan semakin banyak dan
diharapkan kualitas air akan bertambah. Tindakan yang nyata akan lebih berguna
daripada hanya ceramah tanpa diimbangi dengan perbuatan.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar